Ayomedan.com l Medan - Pasukan Melati dan Bestari merupakan ujung tombak Pemko Medan dalam upaya menciptakan kebersihan di Kota Medan. Tidak berlebihan rasanya jika mereka ini dikatakan sebagai pejuang kebersihan, karena terus berjibaku tanpa kenal lelah "berperang" melawan sampah. Mulai sejak pagi ba'da sholat subuh, mereka telah berada di jalanan untuk bekerja membersihkan sampah tanpa kenal lelah sedikit pun.
Banyak suka duka yang dialami pasukan Melati dan Bestari dalam menjalankan tugasnya tersebut. Kalau mau jujur, mungkin lebih banyak duka yang dirasakan. Tapi mereka tidak mengeluh sedikitpun. Seba, itu merupakan konsekuensi atas pekerjaan yang mereka lakoni. Tidak peduli teriknya sinar matahari yang menyengat kulit, maupun tubuh sampai basah kuyub akibat hujan deras yang mengguyur. Tekad mereka hanya satu, kawasan yang menjadi tempat tugas mereka jangan ada sampah.
Hal ini telah dilakoni Suarni (53), salah seorang pasukan Melati. Wanita paro baya yang telah mengabdikan dirinya sebagai petugas kebersihan hampir 29 tahun, tepatnya sejak 1993. Setiap hari Wanita murah senyum ini bertugas menyapu dan mencabut rumput di seputaran Jalan Gatot Subroto (depan Plaza Medan Fair), hingga ke Jalan Nibung II.
Usai subuh, Suarni telah meninggalkan rumah dan keluarga tercinta. Ia tidak mau terlambat. Karena, pukul 05.30 WIB, ia sudah harus mulai bekerja untuk membersihkan wilayah tugasnya.
Sejak Bobby Nasution dilantik menjadi Wali Kota Medan, ia mengaku tugasnya sedikit lebih ringan. Penyebabnya, masyarakat mulai sadar akan pentingnya kebersihan, sehingga tidak membuang sampah sembarangan. Hal ini tidak terlepas dari masifnya gerakan kebersihan yang terus digelorakan oleh Bobby Nasution.
Kondisi ini semakin memotivasi Suarni, maupun pasukan Melati lainnya untuk lebih semangat dalam menjalankan tugas. Apalagi menurutnya, suami Ketua TP PKK Kota Medan itu sangat perhatian sekali dengan petugas Melati dan Bestari.
"Pernah ketika bertugas, kami bertemu Pak Wali. Beliau langsung menyapa kami dengan ramah dan penuh senyum. Orangnya sangat baik sekali,” ungkap Suarni kepada wartawan mengenang pertemuan itu.
Dimata Suarni, meski masyarakat mulai sadar tidak membuang sampah sembarangan, namun tidak bagi pedagang kaki lima yang menggelar lapak di depan Plaza Medan Fair. Sebab, para pedagang masih suka membuang sampah dagangannya sesuka hati sehingga kawasan yang sudah mereka bersihkan menjadi kotor kembali.
“Tidak itu saja, para pedagang juga membuang sampah dagangannya ke parit. Hal ini membuat kami kesulitan untuk membersihkannya. Jika tidak dibersihkan, tentunya dapat menyebabkan parit tersumbat sehingga terjadinya banjir. Selain itu banyak penutup parit yang hilang di sekitar kawasan sini. Untuk itu, kami berharap agar Pemko Medan memberikan himbauan dan sanksi tegas bagi pedagang yang ketahuan membuang sampahnya ke parit," pungkas Suarni (A-Red)