Ayomedan.com - Medan, Hari Guru Nasional di kota Medan diperingati dengan menggelar upacara bendera di Lapangan Benteng, yang dipimpin Walikota Medan M Bobby Nasution, bersama unsur Forkopimda, Jum'at (25/11/2022).
Setiap orang yang sudah mengenyam pendidikan TK, SD, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi, pasti terkenang dengan para gurunya. Sehingga, hari guru ini menjadi memori khusus saat-saat bersekolah.
“Untuk itu, kita harus menghormati jasa para guru yang telah mendidik dengan tulus. Karena tidak mudah mengajar setiap murid huruf per huruf, berhitung dan budi pekerti. Semuanya telah dilalui, sehingga diantaranya banyak yang berhasil menjadi orang sukses,” kata Wakil Ketua Fraksi Nasdem DPRD Kota Medan, Antonius Devolis Tumanggor S.Sos kepada wartawan, Kamis (24/11/2022) sore di Medan.
Dimoment peringatan Hari Guru Nasional tahun 2022 ini, sambung Antonius, dia mau memberi masukan kepada para pejuang pendidikan ini, agar citra guru kembali pada awal kemedekaan sampai tahun 90an.
"Zaman saya sekolah, guru itu benar-benar mengajar dengan sabar, sepenuh hati dan jiwa raganya. Tujuan mereka, bagaimana semua anak didik yang diajarnya benar-benar mengerti dan menguasai setiap mata pelajaran yang diberikan. Seluruh kemampuan mereka curahkan sampai para murid benar-benar faham," jelasnya.
Ditambahkan Antonius, dulu kalau ada murid yang belum faham akan pelajaran yang diberikan, guru tersebut langsung berkata jangan takut, yang belum faham tunjuk tangan.
"Seperti itulah cara mengajar para guru diera 80an sampai 90an. Mereka juga mengenali murid muridnya satu per satu. jika ada murid yang tidak masuk sekolah 3 hari berturut turut, gurunya yang datang ke rumah. Memastikan apakah muridnya sakit, malas atau faktor lain,” ungkap Antonius mengenang masa lalunya saat bersekolah.
Menurut anggota komisi IV DPRD Medan ini, guru sekarang kebanyakan hanya memberi materi secara terbatas, untuk petunjuk lanjutannya akan dituangkan dalam kelas bimbingan belajar (Bimbel).
"Maka tidak heran, anak sekolah zaman sekarang, setelah pulang sekolah langsung Bimbel, sampai di rumah sudah malam. Bimbel pun menjamur, semua mengaku terbaik. Dahulu tidak ada Bimbel, kalau mau masuk perguruan tinggi negeri, barulah Bimbel. Itupun hanya 2 bulan untuk mempertajam pengetahuan dan tahu cara mengerjakan soal paling singkat," imbuhnya.
Sehingga, lanjutnya lagi, hanya anak-anak ekonomi menengah ke atas yang lulus ke perguruan tinggi negeri favorit, seperti ITB, UI, UGM dan IPB. "Hanya anak-anak orang mampulah yang bisa ikut Bimbel, yang biaya secara regulernya mencapai 50 juta setahun. Anak orang kurang mampu kalah bersaing menjangkau perguruan tinggi negeri. Karena mereka tidak mampu ikut Bimbel," tuturnya.
Politisi Nasdem ini juga berharap, citra dan cara mengajar para guru dikembalikan seperti semula. Apalagi guru-guru sekarang ada mendapatkan dana sertifikasi, Jika dibanding guru di era Orde Baru tanpa ada gaji tambahan tapi sangat loyal mengajar. Pengabdian itulah yang diharapkan Antonius hendaknya dijunjung tinggi para guru sekarang.
“Pemerintah juga kita harapkan ikut menesejahterakan hidup guru lebih ditingkatkan. Terlebih mereka yang PNS, diupayakan mereka mendapatkan Tambahan Perbaikan Penghasilan (TPP). Karena semua PNS non guru mendapat TPP. Meski guru sudah mendapat dana sertifikasi, hendaknya TPP juga mereka dapat. Karena tugas sebagai pendidik cukup berat, menyita waktu yang banyak juga memeras pikiran," tandasnya, sembari mengusulkan agar pemerintah meniadakan hukuman bagi guru yang memukul muridnya. Karena, murid zaman dahulu segan kepada guru. Jika orang tua tahu anaknya dimarahi guru di sekolah, dipastikan orangtua memarahi anaknya tersebut. Berbanding terbalik dengan sekarang, Kalau murid dipukul, orang tua langsung melapor ke polisi.
"Mungkin itu salah satu faktor kenapa para guru enggan mengajar serius. Selamat hari guru, hormat saya kepada guru,” pungkasnya. (A-Red)