Ayomedan.com - Medan, Bank Indonesia (BI) menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia tahun 2023 menjadi 2,3% (yoy) dari perkiraan sebelumnya 2.6% (yoy). Hal ini disebabkan fragmentasi politik dan ekonomi yang belum usai, serta pengetatan kebijakan moneter yang agresif di negara maju
"Koreksi proyeksi pertumbuhan ekonomi yang cukup besar disertai meningkatnya resiko potensi resesi terjadi di AS dan Eropa. Termasuk penghapusan Zero Covid Policy di Tiongkok," kata Kepala Perwakilan Wilayah Bank Indonesia (KPwBI) Sumatera Utara, Doddy Zulverdi saat Bincang Bareng Media (BBM) bersama 30 puluhan wartawan di lantai 2 Junction Cafe, Jalan Uskup Agung, Medan Polonia, Rabu (25/1/2023) siang.
Didampingi Deputi Kepala BI Sumut Azka Subhan Aminuridho, Ibrahim dan Deputi Direktur BI Sumut,Poltak Sitanggang, Dody Zulverdi kembali mengungkapkan, bahwa tekanan ekonomi global saat ini mulai berkurang, sehingga pengetatan kebijakan moneter mendekati puncaknya.
"Tekanan inflasi global terinfeksi mulai berkurang. Dan pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan bias keatas dalam kisaran 4,5-5,3% pada tahun 2022. Didorong kuatnya kinerja ekspor serta membaiknya konsumsi rumah tangga, dan investasi non-bangunan," jelasnya.
Selain itu, sambung Dody Zulverdi, pertumbuhan ekonomi di Sumatera Utara juga tetap tumbuh. Hal ini tercermin dari beberapa indikator ekonomi. "Seperti peningkatan indeks Riil yang mengindikasikan tetap kuat nya aktivitas perdagangan dan dunia usaha," terangnya.
Menurut Doddy, BI juga meyakini inflasi inti tetap berada dalam kisaran 3,0±1% persen. Pada semester I 2023 dan inflasi IHK kembali dalam sasaran 3,0±1%.
"Secara tahunan, inflasi gabungan Sumut pada Desember 2022 mencapai 6,12 % (yoy). Ini disebabkan masih tingginya permintaan cabai merah, tomat, bawang merah dan ayam potong oleh masyarakat," ujarnya.
Kesimpulan nya, sambung Doddy, pertumbuhan ekonomi nasional diprakirakan berlanjut pada tahun 2023.
"Meskipun sedikit melambat ke titik tengah kisaran 4,5-5,3%, sejalan dengan menurunya prospek pertumbuhan ekonomi global," tuturnya.
Dalam kesempatan ini, Doddy Zulverdi juga menyampaikan bahwa dengan bertambahnya 985.322 pengguna QRIS per November 2022, menandakan tetap tumbuhnya ekonomi di Sumatera Utara.
"Capaian target (100,5 %) merupakan bagian dari target 15 juta pengguna baru QRIS. Dengan pencapaian tersebut, akumulasi pengguna QRIS di Sumut telah mencapai 1,3 juta pengguna. Hal ini turut ditopang oleh peningkatan merchant hingga mencapai 940 ribu yang mayoritas berada pada. Segmen mikro (64,62%)," pungkasnya.
Diakhir kegiatan BBM, dilakukan sesi foto bersama . (A-Red)