Notification

×

Iklan


Iklan



Ditengah Ketidakstabilan Global, IGP Wira Kusuma: Bank Indonesia Yakin Ekonomi Sumut Kokoh di Tahun 2024

Jumat, 17 Mei 2024 Last Updated 2024-05-17T00:29:46Z



AyoMedan.Com - Medan, Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Sumatera Utara yakin perekonomian Sumatera Utara kokoh pada tahun 2024, meski berada di tengah ketidakstabilan global yang masih mempengaruhi perekonomian dunia.


"Kami memperkirakan perekonomian Sumut terakselerasi dan berada di angka 4,5 - 5,3 persen," kata Kepala Perwakilan BI (KPwBI) Sumut IGP Wira Kusuma (foto), di Medan, Selasa.


Ditambahkan Wira, adapun pertumbuhan ekonomi di Sumut pada tahun 2023 adalah 5,01 persen. Setidaknya ada lima faktor yang mendorong pertumbuhan ekonomi di Sumut tahun 2024.


Kelima hal itu, yakni optimisme permintaan domestik yang kuat, penyelenggaraan Pemilu 2024 dan PON Sumut, adanya keberlanjutan program perlindungan sosial pemerintah, prospek investasi Sumut yang tetap cerah kala lesunya ekonomi dunia, serta tingginya permintaan sawit domestik seiring berlangsungnya hilirisasi industri untuk bahan bakar biodiesel B30 juga B40.


"Sementara kondisi yang berpeluang menekan ekonomi Sumut adalah konflik geopolitik dunia yang mengganggu rute perdagangan global dan pembatalan beberapa proyek strategis nasional," jelasnya.


Satu hal lagi, lanjut Wira, negara mitra dagang Sumut yakni China juga menghadapi perlambatan ekonomi, akibat terjadinya permasalahan struktural di sana.  "Situasi makro ekonomi global ini masih terus kami waspadai," ujar Wira.


Kemudian, sambung Wira, BI pun memproyeksikan inflasi Sumut pada tahun 2024 "year on year" tetap terjaga di sasaran inflasi yang diinginkan pemerintah yaitu 2,5 plus minus satu persen.


"Di Desember 2023, inflasi Sumut 2,25 persen "year on year" (yoy) dan Desember 2022 yaitu 6,12 persen (yoy)," terangnya.


Menurut Wira, kebijakan termasuk pengendalian inflasi pemerintah dan BI melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) dan kerangka 4K (keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi serta komunikasi efektif), mampu menahan inflasi.


Di luar itu, kenaikan inflasi Sumut juga bisa diadang via penerapan kebijakan subsidi domestik, pelaksanaan inspeksi pasar menjelang hari besar keagamaan, pemanfaatan anggaran pengendalian inflasi, peningkatan produksi pangan dan pemahaman yang baik terhadap potensi gangguan pasokan pangan.


"BI Sumut minta semua pihak berkepentingan untuk memperhatikan faktor yang dapat mendorong inflasi, yaitu terbatasnya pasokan pangan, peningkatan permintaan masyarakat, potensi kenaikan tarif cukai rokok, konflik geopolitik, gangguan produksi hortikultura karena fenomena El Nino dan kenaikan gaji ASN," pungkas Wira.(A-Red)