Notification

×

Iklan


Iklan



Perry Warjiyo : Dulu Kita Diremehkan, Kini IMF Meniru Kebijakan BI

Selasa, 30 Juli 2024 Last Updated 2024-07-30T00:49:07Z



AyoMedan.com - Jakarta, Saat ini berbagai lembaga internasional mencontoh Indonesia dalam mendesain bauran kebijakan moneter dan fiskal, dalam menjaga stabilitas moneter sambil mendukung pertumbuhan ekonomi.


Hal itu disampaikan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo (foto), bahwa lembaga-lembaga internasional kini mencontoh Indonesia dalam menerapkan bauran kebijakan atau policy mix. Diantaranya, Dana Moneter Internasional atau IMF, hingga The Bank for International Settlements atau BIS.


"IMF sekarang mengembangkan apa yang mereka sebut sebagai Integrated Policy Framework, tentang koordinasi kebijakan antara otoritas fiskal dan moneter. Sementara, BI sudah melakukan hal ini sejak lama," kata Perry dalam acara 18th Bulletin of Monetary Economy & Banking International Conference (BMEB) and Call for Papers 2024, Senin (29/07/2024) dikutip Ayo Medan.com.


Selain IMF, sambung Perry, BIS pun sekarang mengembangkan apa yang mereka sebut Macro-financial stability frameworks. "Yang mana BI juga sudah menerapkannya, bahkan buku yang saya tulis dengan Solikin (Asisten Gubernur BI) sudah berbicara hal itu, tentang central bank policy mix," ujarnya.


Perry menambahkan, hal ini menandakan bahwa kebijakan policy mix yang menjadi bagian dari inovasi kebijakan BI untuk menjaga daya tahan stabilitas sambil bisa mendukung pertumbuhan terbukti ampuh, seiring dengan penerapan digitalisasi sistem pembayaran.


"Jadi sejak lama kita sudah bicara tentang pentingnya policy mix, tidak hanya berupa koordinasi yang kuat antara fiskal dan moneter, melainkan juga bauran kebijakan bank sentral untuk memperkuat resiliensi dan pertumbuhan ekonomi, sebagaimana penerapan digitalisasi sistem pembayaran. Kini kebijakan itu menjadi topik pembicaraan Fora Internasional," tuturnya.


Menurut Perry, BI sebelumnya menganggap strategi bauran kebijakan ini ditentang oleh IMF. Lembaga moneter internasional tersebut menganggap bauran kebijakan dalam mengendalikan inflasi tidak cocok untuk dilakukan disemua negara.


"Menurut mereka, secara teoritis pengendalian inflasi cukup dengan menaikkan suku bunga acuan saja," pungkasnya. (A-Red)