Notification

×

Iklan


Iklan



Kepala BPS Sumut : Per Juli 2024 Penyumbang Inflasi Tertinggi Kota Padang Sidempuan

Kamis, 01 Agustus 2024 Last Updated 2024-08-01T12:05:25Z



AyoMedan.com - Medan, Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Utara (Sumut) mencatat, inflasi tahunan atau year on year (yoy) Sumut pada Juli 2024 sebesar 2,06 persen, dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 105,87.


Kepala BPS Sumut Asim Saputra (foto) mengatakan, inflasi tertinggi terjadi di Kota Padangsidimpuan sebesar 2,80 persen dengan IHK sebesar 107,08.


Sedangkan terendah terjadi di Kabupaten Labuhanbatu sebesar 1,22 persen dengan IHK sebesar 108,36.


“Tingkat inflasi year on year Sumut pada Juli 2024 ini lebih rendah dibandingkan bulan Juli 2023, sebesar 2,54 persen,” kata Asim dalam rilis berita resmi Statistic di Kantor BPS Sumut, Jalan Asrama, Kamis (01/08/2024).


Asim menambahkan, inflasi Juli 2024 secara year on year terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks sebagian besar kelompok pengeluaran, yaitu kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 3,63 persen.


"Kemudian, kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 2,44 persen, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,46 persen," ucapnya.


Asim menyebut, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,75 persen, kelompok kesehatan sebesar 1,47 persen, kelompok transportasi sebesar 0,43 persen.


"Lalu kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,87 persen, kelompok pendidikan sebesar 1,64 persen, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 1,24 persen, dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 4,91 persen," jelasnya.


Sementara kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan deflasi sebesar 0,08 persen.


“Penyumbang utama inflasi Juli 2024 secara year on year adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan andil 1,26 persen,” tutur Asim.


Dijelaskan Asim, ada lima (5) komoditas dominan penyumbang inflasi year on year pada Juli 2024.


“Lima (5) komoditas itu adalah beras 0,52 persen, cabai merah 0,31 persen, emas perhiasan 0,25 persen, sigaret kretek mesin 0,19 persen, dan gula pasir 0,14 persen,” pungkas Asim. (A-Red)