AyoMedan.com - Medan, Pasangan Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Medan No.2 Prof Ridha Dharmajaya dan Abdul Rani tampil prima dalam debat publik pertama yang di gelar KPU Kota Medan di Four Point by Sheraton, Jalan Gatot Subbroto Medan, Jum'at (08/11/24) malam.
Adapun materi atau tema pada debat pertama yang diangkat adalah, "Mensejahterakan Masyarakat Dan Pembangunan Daerah Kota Medan,"
Pada debat itu, Prof Ridha maupun Abdul Rani menanggapi dan mengkritisi apa yang disampaikan Paslon No.1 dan Paslon No.3, termasuk kritikan masih banyaknya warga Kota Medan yang berobat keluar negeri, padahal bila dibenahi pelayanan kesehatan secara serius hal itu tidak perlu terjadi.
"Nah bila sistem ini dibenahi maka tidak hanya warga Medan saja yang berobat, atau daerah lain namun dari luar negeri itu datang ke Kota Medan," kata Ridha saat menanggapi Paslon No.1 Riko-Zaki dan Paslon No.3.
Tidak sekedar berobat gratis, sambung Ridha, tapi bagaimana dengan pelayanan dan mutu obatnya. Begitu juga soal UMKM, terpenting itu bukan masalah bantuan yang diberikan namun apakah kita menggunakan produk tersebut dalam keseharian.
"Artinya, bila jual-beli berjalan dengan baik, maka ini menambah pendapatan sehingga meningkatkan kesejahteraan bagi pelaku UMKM itu sendiri," ujarnya.
Masih dalam debat tersebut, Ridha menunjukan bahwa pakaian maupun sepatu yang Ia digunakan adalah produk UMKM. "Untuk Pasar Tradisional, dalam hal ini kita juga harus membenahi pasar tradisional tidak hanya fasilitas dalam usaha dagang, namun harus didukung sarana yang memadai," tuturnya.
Untuk tata kota sendiri, Ridha juga melihat tidak maksimal, terutama dalam master plannya.
"Lihat saja sekarang, di mana-mana Medan itu macat. Jarak tempuh seharusnya dapat lebih singkat, namun sekarang harus berjam-jam," ucap Ridha mengkritik.
Ridha pun menyebutkan penanganan banjir Kota Medan juga menjadi masalah utama, yang diselesaikan tidak cukup dengan pengorekan parit saja, tetapi pastikan alirannya berjalan atau tidak.
Untuk pendidikan, Ridha menyebutkan sebatas mengenai sekolah khusus pada SD maupun SMP Negeri juga harus diperhatikan untuk swasta, terutama pada tingkat Taman Kanak-kanak, SD maupun SMP Swasta terutama pada guru atau tenaga pengajarnya.
"Bicara pendidikan itu dari Taman Kanak-kanak, SD hingga SMP harus diperhatikan, termasuk metode pembelajaran dalam meningkatkan SDM," ucapnya.
Soal investasi dan perizinan sering kali berdalih dengan payung hukum agar mendapatkan kepastian hukum bagi investor, sebenarnya itu sudah ada ketentuan yang mengaturnya seperti UU maupun Perda, bila ini dijalankan seharusnya tidak ada masalah.
"Bila bisa dipermudah kenapa harus dipersulit," tandas Ridha saat menyoroti sistem birokrasi di Pemko Medan saat ini.
Terkait lapangan pekerjaan, SDM pekerja tidak perlu diragukan lagi sebenarnya. Namun yang perlu diperhatikan mengenai kesempatan kerja?, ini dapat dilihat dari tamatan SMA/SMK termasuk para sarjana setiap tahunnya banyak yang nganggur, karena tidak adanya lapangan pekerjaan.
"Ini nantinya menjadi prioritas bagi kami Ridha-Rani bila mendapat amanah dari warga Medan," tutur sang Profesor ahli bedah syaraf itu, sembari menunjukan Dua Jari pertanda datang ke TPS dan Coblos No.2.
Usai menyaksikan debat publik pertama ini, Ketua umum Tim Wong BERANI yang juga Ketua DPRD Medan, Drs.Wong Chun Sen Tarigan M.Pd.B mengapresiasi penampilan prima dan berwawasan intelektual yang ditujukan oleh Paslon 02 Prof.Ridha-Rani.
"Apa yang diungkapkan oleh Prof. Ridha tadi merupakan realitas Kota Medan saat ini. Kita berharap, Ridha-Rani terpilih sebagai Walikota dan Wakil Walikota Medan, agar semua masalah yang ada saat ini dapat diatasi dengan baik," bilang nya singkat.
Tampak hadir pada debat publik pertama ini, Ketua DPP PDI Perjuangan Bidang Ideologi dan Kaderisasi, Djarot Saiful Hidayat, Ketua DPC PDIP Medan yang juga Anggota DPRD Sumut, Hasyim SE, Bendahara DPC PDIP Medan yang juga Juru Kampanye Ridha-Rani, Boydo HK Panjaitan, para kader DPC PDIP Medan dan simpatisan Tim Wong BERANI dengan memberikan semangat kepada Prof.Ridha-Rani yang diusung DPP PDI Perjuangan.
(A-Red)